Yang singkat itu adalah waktu.
Maka gunakanlah waktu sebaik-baiknya untuk mengerjakan hal-hal yang bermanfaat. Jangan sia-siakan waktu, apalagi untuk perkara yang tidak baik.
Yang menipu itu adalah dunia.
Berhati-hatilah menghadapi gemerlap dunia. Jangan sampai kita terbuai oleh tipu daya kemewahannya hingga melupakan amal untuk akhirat.
Yang dekat itu adalah kematian.
Ajal selalu mengiringi langkah kita, dan kita tidak pernah tahu kapan ia akan datang. Karena itu, berhati-hatilah dalam setiap langkah hidup, sebab semuanya kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Yang besar itu adalah hawa nafsu.
Musuh terbesar manusia adalah hawa nafsu. Barang siapa mampu mengendalikannya, dialah pemenang. Namun jika kalah, kerugianlah yang akan didapat.
Yang berat itu adalah menjaga amanah.
Jadilah pribadi yang dapat dipercaya dalam ucapan maupun perbuatan. Jangan sekali-kali berkhianat terhadap amanah yang dititipkan.
Yang sulit itu adalah ikhlas.
Ikhlas berarti menerima kenyataan, meski terasa pahit, dan beramal hanya karena Allah SWT semata.
Yang mudah itu adalah berbuat dosa.
Dosa datang begitu cepat dan mudah. Karena itu, jauhilah segala perbuatan yang dapat menjerumuskan kita ke dalam murka Allah.
Yang susah itu adalah bersabar.
Sabar adalah menerima dengan tulus segala ketetapan Allah, baik yang menyenangkan maupun yang tidak kita sukai.
Yang sering terlupa itu adalah bersyukur.
Allah menjanjikan akan menambah nikmat bagi hamba-Nya yang bersyukur, dan mengingatkan siksa pedih bagi yang kufur nikmat.
Yang membakar amal itu adalah ghibah dan mengumpat.
Jauhi penyakit hati seperti sombong, iri, dengki, serta kebiasaan mencela dan mengumpat. Semua itu dapat menghapus amal kebaikan.
Yang mendorong ke neraka itu adalah lidah.
“Keselamatan manusia terletak pada kemampuannya menjaga lisan.” Diam dari keburukan itu emas, sedangkan berbicara untuk kebaikan adalah mutiara.
Yang paling berharga itu adalah iman.
Jika iman tertanam kuat di hati, insya Allah ridha Allah akan kita dapatkan. Dengan iman, kita mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Yang menenteramkan hati itu adalah teman sejati.
Teman sejati hadir dalam suka dan duka, mengingatkan ketika salah, serta selalu mengajak pada kebaikan.
Yang ditunggu Allah itu adalah taubat.
Allah SWT sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang bertaubat dari dosa, dan dengan itu Allah limpahkan ampunan-Nya.


Leave a Reply